Digital Storytelling adalah …

Digital Storytelling adalah …

Digital Storytelling adalah …

Nama Kanal: SAGUSADIST (Satu Guru Satu Digital Storytelling)

Penanggungjawab: Ferdiansyah Syaiful Hijrah

Jenis Kanal: IT

Apa Itu Digital Storytelling?

Digital Storytelling (Kisah Digital / Cerita Digital / Dongeng Digital) adalah sebuah penerapan teknologi yang diposisikan untuk membantu guru mengatasi hambatan penggunaan teknologi di kelas menjadi sebuah hal yang produktif, yaitu membuat cerita atau dongeng secara digital. Proses yang dijalani sama saja dengan membuat cerita secara tradisional, diantaranya memilih tema, mengadakan riset sederhana tentang tema tersebut, menulis naskah skenario, dan mengembangkannya menjadi cerita yang menarik. Langkah-langkah tersebut kemudian dikombinasikan dengan berbagai jenis mutimedia, termasuk gambar atau grafis berbasis komputer, rekaman audio, teks yang dibuat secara digital, video klip, dan juga musik, yang kemudian bisa diputar di komputer, diunggah ke website, Sosial Media, YouTube, atau di “bakar” ke dalam kepingan Digital Video Disc (DVD).



SAGUSADIST adalah satu kanal pelatihan Ikatan Guru Indonesia (IGI).

Mengapa Harus Digital Storytelling?

Banyak penelitian yang menghasilkan kesimpulan bahwa cerita dapat membuat konsep yang abstrak menjadi nyata. Diantaranya menyatakan bahwa cerita dapat membantu suatu konsep yang terlihat sulit atau konsep abstrak menjadi terasa nyata dan menyenangkan bagi siswa. Dan ini berlaku bukan saja di tingkat TK maupun SD, melainkan tingkat SMP, SMA, bahkan sampai Perguruan Tinggi.
Kemudian cerita tersebut disajikan dalam bentuk digital karena beberapa alasan.
Pertama, karena generasi siswa saat ini merupakan “Digital Natives”, artinya mereka sudah mengenal dunia digital sejak mereka lahir. Sehingga pendekatan digital dalam pembelajaran diharapkan lebih mudah “dikonsumsi” oleh mereka.
Kedua, saat ini hampir semua guru sudah mempunyai infrastruktur yang diperlukan untuk membuat Dongeng Digital. Diantaranya komputer atau laptop, jaringan internet, dan smartphone (telepon pintar). Sehingga diharapkan seluruh guru di Indonesia dapat menduplikasinya dengan mudah.
Ketiga, saat ini semua “bahan” yang diperlukan untuk membuat Digital Storytelling sudah tersedia secara gratis di internet. Mulai dari gambar, musik, video klip, software (perangkat lunak) pengedit video, semuanya gratis. Beberapa tahun ke belakang hal ini susah kita temui, karena kebanyakan bahan masih harus berbayar. Sedangkan saat ini semuanya sudah tersedia secara gratis, dan tentu saja, legal dan resmi.
Keempat, seluruh mata pelajaran (mapel) dari tingkat TK sampai SMA/SMK bisa di”storytelling” kan. Bahkan konsep yang abstrak bisa menjadi nyata / kontekstual jika disajikan dalam bentuk storytelling.

Output

Sebuah Digital Storytelling. Satu Peserta minimal bisa membuat satu Digital Storytelling.

Struktur Materi (Program)

Pelatihan berdurasi 35 JP. Diharapkan setiap peserta mengalokasikan waktu 1 jam setiap hari. Sehingga durasi pelatihan selama 5 minggu.

Minggu ke 1 : Memilih Tema dan Tujuan

Pada minggu ke 1 ini para peserta akan diperkenalkan kepada dasar-dasar Digital Storytelling. Para peserta akan mempelajari elemen-elemen dasar dalam membuat cerita digital yang baik dan me review contoh-contoh Digital Storytelling yang dibuat oleh para guru dari berbagai jenjang dan mata pelajaran. Pada akhir pelatihan di minggu ke 1 ini peserta diharapkan mampu memilih sebuah tema dan menentukan tujuan dari cerita digital yang akan dibuat oleh para peserta.

Minggu ke 2 : Menulis naskah yang efektif dan menciptakan storyboard.

Pada minggu ke 2 ini peserta difokuskan pada teknik penulisan naskah. Peserta akan diajak mengeksplorasi elemen-elemen penulisan naskah, seperti: perkenalan, pengembangan karakter, tensi dan resolusi. Pada akhir pelatihan di minggu ke 2 ini, peserta akan mulai memahami langkah-langkah penting dan elemen-elemen dari penulisan naskah. Para peserta juga akan belajar cara memilih foto yang baik dan betapa pentingnya membuat storyboard. Selama minggu ke 2 ini, para peserta akan diajak mengkesplorasi beberapa tips praktis dalam memilih gambar atau foto berkualitas, termasuk cara memotret diri sendiri menggunakan kamera digital atau smartphone, menggunakan aplikasi untuk membuat chart, grafik, dan gambar lainnya. Para peserta juga akan diberi tips cara menemukan dan mendownload gambar dari web berdasarkan ukuran, kualitas, jenis, dan hak penggunaan. Pendekatan langkah per langkah akan digunakan untuk mengilustrasikan bagaimana gambar tersebut akan digunakan untuk mendukung naskah anda sebagai bagian dari Proses penciptaan cerita digital. Pada akhir minggu kedua ini para peserta diharapkan sudah mampu menyelesaikan naskah ceritanya dan juga sudah mampu membuat Story board yang menarik dan berguna.

Minggu ke 3: merekam narasi audio




Pada minggu ketiga para peserta akan belajar bagaimana caranya merekam narasi audio menggunakan peralatan digital seperti smartphone atau perekam audio sehingga suara para peserta dapat dimasukkan ke dalam cerita digital. Para peserta akan mendapatkan pengalaman langsung bagaimana menggunakan fitur-fitur yang biasa ada pada software audio recording untuk menciptakan narasi audio yang berkualitas tinggi. Sebagai tambahan, para peserta juga akan belajar bagaimana mengedit audio. Para peserta juga akan belajar bagaimana menemukan dan mendownload musik background yang cocok yang tersedia dalam domain publik atau bebas hak cipta untuk dimasukkan ke dalam digital storytelling mereka.

Minggu ke-4: menggunakan teknologi untuk membuat digital storytelling

Pada minggu keempat, para peserta akan belajar bagaimana menggunakan WeVideo, yaitu sebuah aplikasi video editing online yang gratis untuk menggabungkan semua elemen digital storytelling (teks, gambar, narasi, musik) menjadi sebuah digital storytelling yang utuh. Sebagai tambahan, para peserta juga akan belajar teknik edit video dasar yang akan membuat digital storytelling yang mereka buat menjadi terlihat dan terdengar indah.

Minggu ke-5: merevisi, mempublikasikan, dan membagikan digital storytelling.

Pada minggu ke 5, para peserta akan merevisi versi final dari digital storytelling mereka, mempublikasikannya secara online dan mendiskusikan dengan peserta lain bagaimana digital storytelling tersebut terdapat di gunakan di dalam kelas untuk mendukung pembelajaran. Para peserta juga berkesempatan untuk merefleksikan proses pembuatan digital storytelling mereka dan mendiskusikan dengan sesama peserta maupun dengan guru-guru lain se-indonesia tentang tantangan-tantangan yang mereka hadapi selama membuat digital storytelling, dan bagaimana mereka menemukan jalan keluar untuk mengatasi tantangan tersebut. Para peserta juga akan berdiskusi Apa saja hal penting yang mereka pelajari selama mengikuti pelatihan SAGUSADIST ini, dan bagaimana mereka akan menggunakan digital storytelling di masa yang akan datang.

Software yang digunakan:

1. Google
2. Creative Commons
3. Jamendo
4. StoryboardThat
5. Audacity
6. WeVideo

Video Pengertian SAGUDISTRO dan Mengapa Harus Digital Storytelling