Lima Guru Inspiratif Jawa Barat Terima Een Sukaesih Award 2017

Lima Guru Inspiratif Jawa Barat Terima Een Sukaesih Award 2017

 

Een Sukaesih Award
Malam Penganugerahan Een Sukaesih Award 2017

LIMA guru di Jawa Barat menerima anugerah Guru Inspiratif Jawa Barat Een Sukaesih Award (ESA) 2017. Ajang apresiasi untuk para guru atau tenaga pendidik yang kedua kalinya ini digelar di Aula Barat Gedung Sate, Jl. Diponegoro No. 22, Kota Bandung, Rabu malam, 29 November 2017.

Kelima penerima penghargaan tersebut adalah:

  1. Kategori Pendidikan Nonformal: Nenden Marliah, Paud UMMI (Kabupaten Garut);
  2. Kategori TK: Lia Yulianingrum, TKA Plus Al-Lukman (Kabupaten Majalengka);
  3. Kategori SD/MI/SDLB: R. Histato Dayanto Kobasah, SDN Dewi Sartika (Kota Sukabumi);
  4. Kategori SMP/MTS/SMPLB: Mardiah, SMPN 3 Padalarang (Kabupaten Bandung Barat); dan
  5. Kategori SMA/SMK/MA/SMALB: Endang Yuli Purwati, SMAN 4 (Kota Bandung).

Ajang Een Sukaesih Award pertama kali digagas oleh harian Inilah Koran pada 2015 lalu. Tahun ini Inilah Koran dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan mempersembahkan ESA 2017 dengan sponsor utama Bank BJB.



Een Sukaesih adalah seorang tenaga pendidik asal Kabupaten Sumedang yang menjadi inspirator bagi para guru di Jawa Barat. Meskipun menderita lumpuh dan hanya bisa berbaring di tempat tidur tidak menyurutkan semangat Een memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya hingga ajal menjemput.

Melalui ESA 2017, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengatakan, telah lahir para pejuang pendidikan atau Een Sukaesih lain yang layak mendapat apresiasi. Aher ingin nilai kebaikan yang dimiliki Een tidak hilang begitu saja.

“Kita ingin nilai kebaikan yang dikenal luas dan dimiliki oleh Bu Een Sukaesih itu tidak ditinggalkan begitu saja, hidup tanpa dipelihara. Kita ingin hidup terus menerus dan menggema di kehidupan pedidikan di Indonesia. Khususnya di masyarakat Jawa Barat,” harap Aher ditemui usai acara Malam Anugerah Guru Inspiratif Jawa Barat ESA 2017.

“Para pemenang ESA 2017 ini hebat-hebat. Ini inspirasi bagi yang lain. Dan Een Sukaesih berikutnya sudah muncul. Saya kira para juara ini adalah Een Sukaesih yang lainnya,” lanjutnya.

Menghadapi generasi milenial

Aher menambahkan bahwa belajar atau mengajar saat ini bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja dengan dukungan teknologi. Namun, kata Aher urusan figur, ketokohan, dan teladan kepemimpinan diperlukan sosok yang bisa menjadi contoh bagi generasi berikutnya, yaitu sang guru.

“Saya tekankan bahwa yang namanya transfer knowledge bisa tanpa orang, transfer skill bisa tanpa orang meskipun tidak sempurna. Tapi transfer value, nilai-nilai kehidupan dan nilai luhur rasanya sulit kalau tanpa guru. Oleh karena itu, sosok guru sebagai teladan kehidupan, di samping dia (guru) mentransfer pengetahun dan skill-nya tapi juga transfer nilai itu yang tidak bisa tergantikan,” papar Aher.

Aher berpesan kepada para guru dalam menghadapi tantangan generasi milenial saat ini. Guru atau tenaga pendidik harus mampu menyesuaikan diri dengan tuntuan zaman. Selain meningkatkan kapasitas dan ilmu pengetahuannya, guru mesti mampu memahami zaman dengan baik, serta bisa menghadirkan kepribadian yang tahan dalam menghadapi perubahan zaman.

“Saya kira kalau guru tangguh seperti itu apapun zaman perubahannya, zaman now diikuti, zam now now berikutnya diikuti, zaman new now berikutnya bisa diikuti. Tidak akan persoalan saya kira,” tutur Aher.

Untuk itu, Aher mengungkapkan bahwa guru mutlak diperlukan khususnya dalam dunia pendidikan. Tidak mungkin pengetahuan akan sampai kepada murid dengan saksama dan melalui hati yang tulus tanpa hadirnya seorang guru.

“Mari kita maknai ESA 2017 ini menjadi pemaknaan yang sangat mendalam bahwa pendidikan membangun masa depan umat manusia. Pantas para pakar menyatakan bahwa tidak mungkin ada peradaban yang utuh tanpa kehadiran guru, tidak mungkin ada peradaban yang mencakup peradaban rohani dan materi sekaligus tanpa hadirnya seorang guru,” pungkas Aher dalam sambutannya di acara Malam Anugerah Guru Inspiratif Jawa Barat ESA 2017.

Para penerima penghargaan ESA 2017 mendapat piagam penghargaan dan uang kadeudeuh masing-masing sebesar Rp 20 juta. Selain itu, secara simbolis Aher juga memberikan uang pembinaan kepada Yayasan Rumah Pintar Een Sukaesih sebesar Rp 50 juta. Tidak hanya pemenang, para guru atau tenaga pendidik nominator ESA 2017 sebanyak 27 orang mendapat hadiah uang masing-masing Rp 2,5 juta dalam bentuk tabungan BJB Cinta Guru.

Berkomitmen melakukan yang lebih

Salah satu penerima penghargaan Kategori SD/MI/SDLB, R. Histato Dayanto Kobasah (41) merasa terkejut dirinya mendapat ESA 2017. Pria yang setiap harinya menjadi guru di SDN Dewi Sartika Kota Sukabumi ini mengaku akan melakukan sesuatu yang lebih bagi dunia pendidikan di Sukabumi usai Malam Anugerah Guru Inspiratif Jawa Barat ESA 2017.

“Saya harus melakukan dua kali lipat dari pekerjaan semula, setelah membangun beberapa PKBM di Kota Sukabumi termasuk kelompok belajar TBM, Paket B, Paket C. Kemudian menggelorakan masyarakat Kota Sukabumi melalui Sukabumi Gemar Membaca, kemudian adanya kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan membaca di Kota Sukabumi,” ungkap pria penggagas Pohon Literasi tersebut.

Histanto mengaku sosok seorang Een Sukaesih telah menjadi inspirasi bagi dirinya. Hal yang menimpa Ees Sukaesih juga pernah dialami Histanto. Pada 2007 lalu Histanto pernah lumpuh selama delapan bulan dan hal yang sama juga terjadi pada 2010, sehingga harapan hidupnya pun kecil.

“Namun setelah melihat beliau (Ees Sukaesih) saya semakin kuat. Saya ingin mengajak autoristik saya, filantropis saya untuk orang lain. Harta dan semuanya,” jelas Histanto yang telah 11 tahun berprofesi menjadi seorang guru.

Berbagai hal telah dilakukan oleh Histanto untuk mendorong muridnya di SDN Dewi Sartika Kota Sukabumi. Seperti membuat rak buku talang air, lukisan dinding, pohon literasi, buku penghubung, menulis halus, buku cerdas, serta menyediakan berbagai buku lainnya yang bisa membuat murid berkarakter agar berperilaku baik.

“Kami menganggap bahwa olah hati ini jauh lebih hebat dari olah pikir. Karena olah hati yang dibawa oleh keteladanan oleh saya sebagai guru di sekolah membawa siswa-siswa menjadi lebih baik, semakin sholeh dan peduli, sehingga menjadi pintar dan terampil,” tutur pria hobi lukis ini.

Salah satu terobosan Histanto yaitu Pohon Literasi di tempanya mengajar yang terinspitrasi oleh seorang perempuan bernama Mia Damayanti. Melalui konsep Pohon Literasi ini, para siswa diajak memaknai dan memahami apa yang telah dibaca melalui sebuah ulasan atau review. Kemudian ulasan tersebut akan menghasilkan daun yang bisa ditempel di Pohon Literasi. Semakin banyak daun maka siswa tersebut semakin banyak membaca buku.

Ikhlas mendidik 26 anak

Endang Yuli Purwati (58) merupakan penerima ESA 2017 Kategori SMA/SMK/MA/SMALB. Dia sudah menjadi guru selama 32 tahun. Perempuan yang masih mengajar di SMA Negeri 4 Kota Bandung ini terpanggil hatinya untuk membantu anak-anak yang ditinggal pergi orang tua dan keluarganya.



Endang mengaku tidak menyangka bisa mendapat ESA 2017. Perlu diketahui bahwa para nominator ESA 2017 tidak mengetahui namanya telah didaftarkan kepada panitia. Sebagian besar dari mereka didaftarkan oleh pihak lain.

“Alhamdulillah, tidak menyangka bisa dapat ESA. Saya terkaget-kaget dengan teman-teman (nominator ESA 2017) yang melakukan berbagai kegiatan, Masya Allah luar biasa. Jadi, saya malah belajar saja sama mereka,” ucap Endang ketika ditemui Tim Peliput Humas Jabar usai Malam Anugerah ESA 2017.

Dengan ikhlas dan kerelaan hati, bersama sang suami, Endang hingga kini masih bersama ke-26 orang anaknya tersebut. Dengan biaya sendiri serta bantuan dari berbagai pihak Endang berhasil memberikan pendidikan kepada anak-anaknya.

“Anak kandung saya empat dan yang 22 itu anak asuh. Saya tidak pernah mengumpulkan mereka, tapi mereka datang kepada saya. Setelah mereka di rumah ya saya coba memberikan inspirasi dan motivasi kepada mereka,” kata perempuan yang 21 bulan lagi akan pensiun sebagai guru namun akan terus berkomitmen mengabdi untuk dunia pendidikan.

Endang mengaku yang datang ke rumahnya tidak hanya dari Bandung tapi juga dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Pekanbaru, Jambi, Manado, dan daerah lainnya. Dari 26 anaknya tersebut, 13 diantaranya saat ini masih menempuh pendidikan di pondok pesantren, serta ada pula anaknya sudah menjadi Sarjana dan Dokter.

Bahkan salah seorang anaknya yang saat ini duduk di Kelas 12 di pondok pesantren akan berangkat ke Kota Madinah, Arab Saudi pada Januari 2018 mendatang. Dia kan mengikuti tes karena ditawari kuliah di Universitas Madinah. “Karena memang saya akan menyekolahkan mereka sekolah di luar negeri ya. Karena biar gratis, cari yang gratis saja. Tapi sampai hari saya belum pernah meminta-minta digratiskan karena kebetulan anak-anak kami sekolah di pondok pesantren,” cerita Endang sambil tertawa.

Sosok Een Sukaesih dimata Endang adalah perempuan luar biasa. Endang memang telah mengenal Een sebelumnya. Menurut Endang, Een memang sangat pantas dijadikan public figure dan inspirasi para guru. “Karena bagaimana pun dengan kondisi seperti itu, beliau (Een) masih semangat untuk mengajar. Artinya walaupun saya sedang bermasalah dengan kaki tidak boleh merasa tidak sanggup untuk mengajar,” tukas Endang.

Pada kesempatan ini, Endang juga berpesan kepada para penerima ESA 2017 tetap ikhlas mengabdi menjadi guru atau tenaga pendidik tanpa iming-iming. Apa yang sudah dilakukan untuk anak didiknya agar bisa menjadi amal sholeh yang dicatat oleh Allah SWT.

“Orang yang datang ke sini (Anugerah ESA 217) teman-teman yang luar biasa yang saya lihat. Tapi tolong dijaga amal sholehnya itu jangan sampai jadi pameran amal sholeh. Karena perlombaan amal sholeh ini mengerikan, nanti bisa jadi karena ingin mendapatkan hadiah atau penghargaan. Saya khawatir malah hati mereka tercemar,” pesan Endang.

Berita ini Disitat dari Pikiran Rakyat, untuk melihat artikel aslinya silakan KLIK DISINI

Sumber Gambar: Pikiran Rakyat

Pemkab Cirebon Akan Buka Penerimaan CPNS Tahun 2018

Pemkab Cirebon Akan Buka Penerimaan CPNS Tahun 2018

CPNS Cirebon

Pemerintah Kabupaten Cirebon akan membuka penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) pada tahun 2018 mendatang.

Hal tersebut diungkapkan Bupati Cirebon, Sunjaya Purwadisastra di sela acara pemberian BKPSDM Awards, kemarin.



“Yah nanti tahun 2018 akan ada penerimaan CPNS sekitar bulan Oktober, karena 2019 nanti pilpres dan otomatis para pendukung CPNS ini pastinya akan mendukung incumbent,” katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Supadi Priyatna menambahkan, pada tahun 2018 memungkinkan akan adanya penerimaan CPNS karena persiapan seleksi CPNS dengan menggunakan sistem CAT sedang dirapatkan oleh pusat.

Disinggung mengenai jumlah pegawai yang dibutuhkan, Supadi mengaku, hingga saat ini belum bisa ditentukan karena masih belum ada instruksi dari pemerintah pusat.

“Kebutuhan PNS di Kabupaten Cirebon ini sekitar 26 ribu, sekarang ada 13 ribu jadi kebutuhan kita 13 ribu. Tetapi kita tunggu keputusan dari pusat kemungkinan jumlah formasi yang diberikan ke Kabuapaten Cirebon,” katanya

Supadi menghimbau kepada masyarakat Kabupaten Cirebon harus waspada terhadap kejahatan yang bermodus CPNS ataupun bisa memasukkan CPNS. Karena, kata Supadi,saat adanya pembukaan CPNS nanti banyak oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan situasi tersebut.

Berita ini disitat dari Radar Cirebon, untuk melihat artikel aslinya silakan KLIK DISINI

Sumber gambar: Radar Cirebon

Download Aplikasi Raport Kurikulum 2013 Revisi 2017 untuk SD Kelas 1, 2, 3, 4, 5, dan 6

Download Aplikasi Raport Kurikulum 2013 Revisi 2017 untuk SD Kelas 1, 2, 3, 4, 5, dan 6

Aplikasi Raport Kurikulum 2013 Revisi 2017

Sebentar lagi di sekolah-sekolah terutama Sekolah Dasar (SD) akan diselenggarakan Penilaian Akhir Semester (PAS) bagi yang sudah menerapkan Kurikulum 2013, atau Ujian Akhir Semester (UAS) bagi sekolah yang masih menerapkan Kurikulum 2006 atau biasa disebut KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).

Nah, bagi para guru yang sudah melaksanakan Kurikulum 2013 biasanya mendekati PAS ini cukup kebingungan dengan berbagai jenis penilaian, terutama mengenai pengisian raport. Karena cukup banyak item yang harus diperhatikan dan cukup banyak hal yang harus dituliskan.



Saya membayangkan jika para guru membuat raport Kurikulum 2013 dengan tulisan tangan tentu akan sangat kelelahan, apalagi jika jumlah muridnya banyak. Nah, keberadaan aplikasi raport bisa menjadi solusi untuk hal ini.

Pada artikel kali ini saya akan menyajikan aplikasi raport Kurikulum 2013 untuk SD lengkap dari mulai kelas 1 sampai dengan kelas 6. Aplikasi ini adalah buatan Pak Nir Singgih P. Menurut saya, aplikasi ini cukup layak untuk digunakan.

Sebelum mendownload aplikasi Raport Kurikulum 2013 Revisi 2017 untuk SD Kelas 1, 2, 3, 4, 5, dan 6, ada beberapa hal yang harus Bapak/Ibu fahami:

  • Bapak/Ibu harus terlebih dahulu membaca panduan teknis penilaian K13 Th 2016 yang telah di terbitkan Kemdikbud, untuk melihatnya silakan KLIK DISINI.
  • Bapak/Ibu harus membaca panduan penggunaan aplikasi Raport Kurikulum 2013 Revisi 2017 untuk SD Kelas 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Untuk melihat panduannya silakan KLIK DISINI.
  • Bapak/Ibu perlu mengetahui apa itu KKM Satuan Pendidikan. Untuk mempelajarinya silakan KLIK DISINI.
  • Bapak/Ibu perlu mengetahui pentingnya meringkas KD pada aplikasi Raport Kurikulum 2013 Revisi 2017 untuk SD Kelas 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Untuk mempelajarinya silakan KLIK DISINI.
  • Perlunya kerjasama yang baik antara Kepala Sekolah, Dewan Guru, Tenaga Administrasi, Operator Sekolah, serta Orang Tua Wali Siswa (dalam hal ini sosialisasi tentang arti nilai pada raport).

Jika Bapak/Ibu sudah mempelajari hal-hal di atas, sekarang silakan download aplikasi Raport Kurikulum 2013 Revisi 2017 untuk SD Kelas 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.



  • Aplikasi Raport Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas 1 SD silakan KLIK DISINI
  • Aplikasi Raport Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas 2 SD silakan KLIK DISINI
  • Aplikasi Raport Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas 3 SD silakan KLIK DISINI
  • Aplikasi Raport Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas 4 SD silakan KLIK DISINI
  • Aplikasi Raport Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas 5 SD silakan KLIK DISINI
  • Aplikasi Raport Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas 6 SD silakan KLIK DISINI

BONUS

  • Aplikasi Raport Kurikulum 2013 Revisi 2017 Pendidikan Agama Islam (PAI) silakan KLIK DISINI
  • Aplikasi Raport Kurikulum 2013 Revisi 2017 Penjas silakan KLIK DISINI

Demikian. Semoga bermanfaat.

UPDATE

Download Format Daftar Nilai SD Kelas 1, 2, 3, 4, 5, 6 Kurikulum 2013 Revisi 2017 Lengkap Link Google Drive silakan KLIK DISINI

PGRI Mendapat Dana 367 Milyar, Guru Honorer Mendapat Jatah 500 ribu per Bulan

PGRI Mendapat Dana 367 Milyar, Guru Honorer Mendapat Jatah 500 ribu per Bulan

PGRI Mendapat Dana

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) DKI Jakarta akan mendapatkan dana hibah dari Pemprov DKI Jakarta mencapai Rp367 miliar. Angka tersebut terbilang melonjak fantastis karena jatah PGRI tahun sebelumnya Rp27,9 miliar.

Sekretaris Umum PGRI Adi Dasmin mengatakan dana hibah tersebut diajukan sejak tahun lalu dan melalui proses yang cukup panjang.



Dana hibah untuk PGRI diajukan ke Pemprov DKI semasa kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama. Pengajuan dana kemudian diproses di era Djarot Saiful Hidayat, dan baru direalisasikan ketika Jakarta dipimpin Gubernur DKI Anies Baswedan.

“Alhamdulillah kami senang. Semoga dengan dana hibah ini, pendidikan di DKI Jakarta bisa meningkat,” tutur Dasmin saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (28/11).

Dasmin menyebut angka Rp367 miliar itu nantinya diperuntukkan bagi kesejahteraan guru swasta di Jakarta. Tahun lalu, kata Dasmin, PGRI mendapat banyak keluhan dari guru swasta karena berpenghasilan rendah.

Menurut Dasmin, Masih banyak guru swasta di DKI Jakarta yang mendapat gaji sekitar Rp300 ribu hingga Rp500 ribu setiap bulannya. Berbeda dengan pendapatan guru-guru PNS yang bisa mendapat sampai Rp7 juta dalam sebulan.

Dasmin mengatakan, pada awalnya PGRI ingin mengajukan permintaan dana kepada Pemprov DKI Jakarta sebesar Rp3,1 juta untuk setiap guru swasta per bulannya.

Setelah pembahasan panjang, PGRI akhirnya mengajukan permintaan sebesar Rp1 juta per guru per bulan. Namun Pemprov DKI Jakarta hanya menyetujui bantuan sebesar Rp500 ribu per guru setiap bulannya.

“Kami mengusulkan ke Pemprov DKI Jakarta untuk guru-guru swasta di DKI Jakarta. Berdasarkan RAPBD tersebut, kami dapat sebesar Rp367 miliar. Itu untuk bantuan kepada guru swasta di DKI sebanyak 52 ribuan orang,” ungkapnya.

PGRI DKI Jakarta saat ini tengah menyempurnakan daftar guru swasta yang akan mendapatkan dana hibah tersebut. Mereka masih berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Dasmin menegaskan, tak semua guru swasta akan mendapatkan bantuan tersebut.

“Banyak syaratnya, di antaranya terdaftar di Dinas Pendidikan DKI, bukan PNS, kemudian sekolahnya terakreditasi, dan dia masih aktif sebagai guru, dibuktikan lewat surat dari kepala sekolah dan ditanda tangan oleh ketua yayasan,” kata Dasmin.

Proses pencairan dana tersebut, menurut Dasmin, akan langsung diberikan oleh Pemprov DKI Jakarta ke rekening guru-guru tersebut. Dasmin memastikan, dana tersebut tidak akan melewati kas PGRI DKI Jakarta terlebih dulu.

Ia meminta masyarakat dan media massa untuk mengawal proses pencairan dana ini agar sampai langsung kepada para guru yang membutuhkan.

“Kami terbuka. Siapa saja bisa lihat. Kami menginginkan dana ini tidak masuk terlebih dulu ke kas PGRI, langsung saja dikirim ke rekening guru yang bersangkutan,” ucapnya.

Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Bowo Irianto menyatakan pihaknya sudah mendapat arahan untuk menelaah permohonan PGRI tersebut sejak Juli lalu.

“Awalnya PGRI mengajukan. PGRI sudah mendata, sudah ada datanya berupa nama, alamat, dan lainnya dari guru-guru swasta di Jakarta. Lalu diajukan ke Pemprov, terus diturunkan ke Dinas Pendidikan untuk ditelaah,” Kata Bowo kepada CNNIndonesia.com.

Pengajuan dana hibah Pemprov DKI yang tercantum di RAPBD 2018 memiliki fokus pada sektor pendidikan swasta. Selain menggelontorkan porsi terbesar dari dana hibah ke PGRI DKI Jakarta, Pemprov DKI Jakarta juga menganggarkan total Rp640 miliar ke beberapa instansi pendidikan swasta di Jakarta, antara lain:

– Belanja Hibah Dana BOS ke SMK Swasta 232,3 miliar
– Belanja Hibah Dana BOS ke SD/SDLB Swasta 178,9 miliar
– Belanja Hibah Dana BOS ke SMP/SMPLB/SMPT/SATAP Swasta 141,5 miliar
– Belanja Hibah Dana BOS ke SMA Swasta 87,4 miliar
– Belanja Hibah Kepada Badan/Lembaga/Organisasi Swasta/Organisasi Masyarakat 315,7 juta
– Belanja Hibah Kepada Badan/Lembaga/Organisasi Swasta/Organisasi Masyarakat 217 juta

Berita ini Disitat dari CNN Indonesia. Untuk melihat artikel aslinya silakan KLIK DISINI

Sumber Gambar: Tribun News

250.000 Guru Honorer Layak Diangkat Menjadi CPNS

250.000 Guru Honorer Layak Diangkat Menjadi CPNS

Guru Honorer Layak Diangkat CPNS

Harapan jutaan guru honorer untuk mendapatkan kejelasan nasib mulai mendapatkan titik terang. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebutkan sebanyak 250.000 guru honorer memenuhi syarat untuk diangkat menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS). Sebagian besar lulusan sarjana.

“Jadi yang memenuhi syarat sebanyak 250.000-an. Guru yang berumur 33 tahun dan lulusan sarjana,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud, Hamid Muhammad, seperti dilansir Antara, Senin, 20 November 2017.



Guru yang diusulkan adalah yang linier dengan tugas mengajarnya.

Dia menjelaskan batas usianya hanya 33 tahun karena diperlukan waktu sekitar dua tahun untuk pelatihan guru. Sedangkan pengangkatan CPNS maksimal 35 tahun.

Hamid menjelaskan saat ini distribusi guru tidak merata. Guru lebih banyak berada di perkotaan sehingga perlu dilakukan redistribusi guru, selain perekrutan guru.

“Jumlah 250.000 itu maksimal bisa kita ajukan, tapi Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara (Menpan) belum memberikan lampu hijau. Makanya kami mengajukan guru dengan pegawai dengan perjanjian kerja (P3K) untuk mengatasi kekurangan guru di daerah pedesaan.”

Selain itu, Kemendikbud melakukan optimalisasi rombongan belajar (rombel) mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Kelebihan guru yang muncul dari rombel akan disalurkan untuk mengatasi kekurangan guru.

“Sebelumnya untuk SD 20 sampai 28 murid, maka yang selanjutnya siswa 1 SD minimal 120 siswa. Sedangkan SMP 32 siswa. Ini akan kita terapkan Januari 2018 nanti,” terang dia.

Hamid menegaskan mulai Januari 2018, kelebihan jumlah guru dalam satu sekolah akan menghapus tunjangan profesi guru (TPG). Tunjangan guru tidak akan dibayar jika di sekolah itu, kelebihan guru yang mengajar mata pelajaran di sekolah.

“Misalnya di sekolah itu kebutuhan guru matematikanya dua, tapi yang ada empat orang guru, maka kami tidak akan membayar tunjangannya,” kata dia.

Artikel ini diambil dari metrotv news, untuk melihat artikel aslinya silakan KLIK DISINI

Sumber Gambar: okezone

Ini Cerita Pasien Dokter ‘Wong Cilik & Bayar Seikhlasnya’ di Indramayu yang Viral

Ini Cerita Pasien Dokter ‘Wong Cilik & Bayar Seikhlasnya’ di Indramayu yang Viral

Plang di depan klinik dr S Wijaya yang jadi viral/Foto: facebook

dr S Wijaya, dokter wong cilik di Indramayu menghapus kata-kata yang menggratiskan biaya pengobatan bagi warga tidak mampu di plang praktiknya. Menurutnya ia tak pantas mendapat pujian, yang berhak hanya Yang Maha Kuasa.

Saat detikcom mengunjunginya Senin (20/11) di tempat praktiknya di Jalan DI Panjaitan Nomor 76, Indramayu, Jawa Barat, sang dokter yang sudah berusia lanjut ini bercerita mengenai awal menjadi dokter dan alasan menggratiskan layanan bagi pasien tidak mampu. “Tapi mohon untuk tidak dipublish,” pesannya yang bahkan ditanya berapa usianya tak mau menyebutkannya.



Memang kata-kata di plang di depan kliniknya sudah dihapus, namun di ruang tunggu klinik, kalimat pro terhadap wong cilik itu masih terpasang jelas. “Untuk wong cilik, tidak pakai tarif, seikhlasnya saja (masukan ke dalam kotak), dan bagi yang tidak uang tidak usah membayar.”

Foto: Sudirman Wamad

Di ruang tunggu klinik pun terdapat sebuah kardus berwarna cokelat berisi barang bekas layak pakai seperti pakaian dan juga mainan. Barang-barang itu gratis bagi yang berobat. Satu orang hanya boleh membawa satu barang.

Salahsatu pasien, Aminah (68) warga Desa Karangmalang, Indramayu mengaku selalu berobat ke dr S Wijaya saat sakit. Aminah mengatakan dr S Wijaya sangat membantu masyarakat yang kurang mampu.

“Alhamdulillah bayarnya seiklasnya. Sangat membantu sekali. Saya selalu ke sini, dulu Pak Dokter tuh buka praktiknya di Jalan Bina Basuki. Kalau saya diabetes, jadi harus sering kontrol,” kata Aminah yang saat itu tengah mengantre untuk berobat, Senin (20/11/2017).

Lebih lanjut Aminah mengatakan barang-barang bekas yang disediakan dr S Wijaya kerap diserbu oleh pasien. “Biasanya pagi ramai mas. Banyak juga barangnya, kalau sudah siang sih tinggal sedikit,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Nurhasanah (39) warga Desa Kepandean, Indramayu mengaku hanya membayar Rp 20 ribu untuk berobat anaknya yang sedang sakit. Bahkan, sambungnya, tak perlu membawa kartu KIS atau BPJS untuk mendapatkan pengobatan yang murah.

“Tadi dimasukkin ke kotak. Seikhlasnya saja, tadi saya masukin Rp20 ribu. Kotaknya ada di belakang Pak Dokternya, jadi enggak lihat kita masukin berapa-berapanya tuh. Dulu pernah di dokter lain, tapi nyampe Rp110 ribuan biayanya,” katanya.

Sikap baik dokter Wijaya menjadi viral. Plang depan kliniknya menjadi viral. Tulisan ‘wong cilik, tidak pakai tarif, seikhlasnya saja (masukan ke dalam kotak), dan bagi yang tidak uang tidak usah membayar’ menarik perhatian warganet.

Tak sedikit dari warganet yang kagum dengan apa yang dilakukan dr S Wijaya itu. Salah satunya akun facebook Sanny Lestary. Dalam akun facebooknya itu Sanny Lestary mengunggah foto plang praktek lengkap dengan keteranganya dan foto spanduk yang berada di ruang tunggu.

“Monggo yang belum tahu bagi para bapak-bapak, ibu-ibu, kakak-kakak, adik-adik yang mau berobat tetapi uang tidak mencukupi boleh datang langsung ke dr S Wijaya,” tulisnya dengan disertai keterangan yang tertulis di plang dan waktu praktik.

Unggahan milik Sanny Lestary itu dibagikan sebanyak 1.599 kali oleh pengguna facebook lainnya. Hampir seribu pengguna menyukai kiriman Sanny Lestary. Akun facebook milik Iwan Pangka pun menguggah foto plang milik dr S Wijaya “Dia mengerti untuk apa dia dilahirkan,” kata Iwan Pangka dalam statusnya. Unggahan Iwan Pangka itu dibagikan oleh 1.000 lebih pengguna facebook.

Artikel ini diambil dari detik.com. Untuk melihat artikel aslinya silakan KLIK DISINI

Catatan: Menurut sumber yang tidak mau disebutkan namanya, dr. S. Wijaya adalah Misionaris. Benar atau tidaknya sang dokter adalah Misionaris masih perlu penelusuran lebih lanjut.