2.3.a.8. Koneksi Antarmateri – Modul 2.3 – Sesep Ferdiansyah

Saya memilih untuk menyajikan kesimpulan dan refleksi dalam bentuk artikel untuk menggambarkan keterkaitan antara peran saya sebagai seorang coach di sekolah, materi pembelajaran sebelumnya di paket modul 2 (pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi), serta keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran.

Menjadi Coach Pendidikan: Menghubungkan Dots dalam Pendidikan yang Berpihak pada Murid

Sebagai seorang Calon Guru Penggerak (CGP), peran saya dalam dunia pendidikan tidak hanya sebagai seorang pengajar tetapi juga sebagai seorang coach. Sebuah peran yang melibatkan pembimbingan, dukungan, dan pemberian alat kepada guru-guru dan staf sekolah dalam upaya meningkatkan pembelajaran dan menciptakan lingkungan belajar yang berpihak pada murid. Untuk menjelaskan keterkaitan antara peran sebagai coach, materi modul 2, dan keterampilan coaching, mari kita telaah lebih lanjut.

Peran Sebagai Coach di Sekolah

Sebagai seorang coach di sekolah, peran saya adalah membantu guru-guru dan staf sekolah dalam mengembangkan diri mereka secara profesional, mendukung pertumbuhan mereka, dan menjadikan pembelajaran lebih efektif dan berfokus pada murid. Ini adalah peran yang kompleks dan memiliki banyak keterkaitan dengan materi yang telah kita pelajari dalam modul 2.

Keterkaitan dengan Pembelajaran Berdiferensiasi

Salah satu materi dalam modul 2 adalah pembelajaran berdiferensiasi, yang mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan dan gaya belajar yang berbeda. Sebagai seorang coach, saya dapat membantu guru-guru dalam menerapkan pendekatan ini. Saya dapat bekerja bersama mereka untuk merencanakan pembelajaran yang memenuhi kebutuhan individu siswa, memberikan alat dan strategi untuk mengatasi variasi dalam kelas, dan menjadikan pembelajaran lebih inklusif.

Keterkaitan dengan Pembelajaran Sosial dan Emosi

Materi lain dalam modul 2 adalah pembelajaran sosial dan emosi. Ini mengacu pada pentingnya mengembangkan keterampilan sosial, empati, dan pemecahan masalah di antara siswa. Sebagai seorang coach, saya dapat membantu guru-guru dalam mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosi ke dalam kurikulum mereka. Saya dapat bekerja bersama mereka untuk merancang aktivitas yang memperkuat keterampilan sosial dan emosi siswa, membantu mereka dalam memahami perasaan dan emosi siswa, dan menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung pertumbuhan sosial dan emosional.

Keterkaitan dengan Keterampilan Coaching dan Pengembangan Kompetensi Pemimpin Pembelajaran

Keterampilan coaching, seperti mendengarkan aktif, mengajukan pertanyaan yang memotivasi, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan memfasilitasi refleksi, sangat mendukung peran saya sebagai coach dan pemimpin pembelajaran. Keterampilan coaching membantu saya dalam berkomunikasi dengan guru-guru dan staf sekolah, memahami kebutuhan mereka, dan memberikan dukungan yang sesuai. Ini juga membantu saya dalam membangun hubungan kerja yang kuat dan kolaboratif di sekolah, yang penting untuk mencapai perubahan positif dalam pendidikan.

Menghubungkan Semua Titik

Jadi, sebagai seorang Calon Guru Penggerak, peran saya sebagai coach tidak terlepas dari materi yang telah saya pelajari dalam modul 2. Saya dapat menghubungkan konsep pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran sosial dan emosi, keterampilan coaching, dan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran menjadi satu kesatuan yang kuat. Semua ini bertujuan untuk menciptakan pendidikan yang berpihak pada murid, inklusif, dan efektif.

Saat saya menjadi coach yang efektif, saya dapat membantu guru-guru dan staf sekolah untuk meraih potensi penuh mereka, mengatasi tantangan dalam pembelajaran, dan menciptakan lingkungan belajar yang positif. Dengan demikian, peran saya sebagai coach bukan hanya sebuah tugas, tetapi juga tanggung jawab yang menghubungkan semua titik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.

Dalam kesimpulan, peran saya sebagai seorang coach dalam pendidikan adalah poin kunci dalam mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid, inklusif, dan berfokus pada pertumbuhan siswa. Dengan mengintegrasikan konsep-konsep yang telah saya pelajari dalam modul 2 dan mengembangkan keterampilan coaching, saya dapat menjadi agen perubahan positif dalam dunia pendidikan.

DISRUPSI DI HOLLYWOOD

DISRUPSI DI HOLLYWOOD

Disrupsi dimana-mana

Bagi orang-orang SUFI (Suka Film), pasti tak asing dengan “pola umum” film-film hollywood.

Salah satu polanya: pemeran didominasi oleh kulit putih. Atau “afro america” (kulit hitam tapi penduduk AS).

Sangat jarang orang Asia dilibatkan. Namun kini berbeda.

Beberapa tahun terakhir, makin banyak film hollywood yang melibatkan pemeran Asia. Utamanya dari Cina.

Sebut saja The Meg, Pacific Rim, Jurassic World, dll. Bahkan The Avengers pun tak mau ketinggalan.

Yang lebih hebat lagi, di film The War, Jet Li menjadi peran utama. Jason Statham hanya peran pembantu hehehe

Kenapa ini terjadi?

Jawabnya: Pasar menginginkan hal itu.

Pasar?

Ya

Salah satu tokoh perfilman hollywood menyatakan bahwa pasar terbesar saat ini adalah Cina.

Bukan Amerika Serikat. Bukan pula Eropa.

Mau tak mau hollywood harus menyesuaikan diri. Jika memang ingin “survive”.

Inilah Disrupsi versi saya.

Perubahan kencang yang tak terprediksi sebelumnya.

Siapa mampu menyesuaikan, akan “survive” bahkan “grow”. Dan siapa yang keukeuh dan tak mau berubah, siap-siap “Die”.

Hal ini berlaku juga di bisnis.

Banyak supermarket dan mall sepi, terdisrupsi toko online.

Banyak angkutan umum sepi, terdisrupsi Ojek Online.

Kaset dan CD tak ada lagi, terdisrupsi layanan musik online.

Dll.

Apakah bisnis yang Anda geluti sekarang sudah siap menghadapi Disrupsi?

Majalengka, 30 November 2018
Ferdiansyah Syaiful Hijrah
Founder AMWAL Group

Awal Baru, Bisnis Baru, Grup Baru, Semoga Berkah

Awal Baru, Bisnis Baru, Grup Baru, Semoga Berkah

Tanggal 1 November 2018 menjadi awal baru bagi saya. Dibentuknya kesepakatan bisnis baru. Dengan 2 sahabat saya, Kang Adam dan Kang Dzul.

Bisnis baru ini kami beri nama Amwal Group. Rencana bidang bisnis nya macam-macam. Namum untuk awal, toko online dulu.

Ini bisnis kesekian kali yang saya geluti. Setelah sekian banyak emngalami kegagalan.

Coba saya ingat-ingat bisnis-bisnis saya yang gagal:

  1. Kredit barang, dimodali sahabat dari Jakarta, sebut saja Mas “M”. Gagal karena kredit macet. Alhamdulillah sudah saya lunasi utang modal saya ke sahabat itu.
  2. Syirkah dengan sahabat, sebut saja Kang “E”. Saya pemodal. Bidangnya adalah suplay makanan ringan ke warung-warung. Gagal. Salah satu penyebabnya, modal malah dibelikan motor.
  3. Syirkah dengan sahabat, sebut saja Kang “M”. Saya pemodal. Di bidang pembuatan keripik pisang. Utang piutang sepakat dianggap beres.
  4. Syirkah dengan beberapa sahabat di bidang penjulan “Fried Chicken”.
  5. Syirkah dengan 2 sahabat di bidang penjualan Tempe Mendoan.
  6. Syirkah dengan 2 orang sahabat di bidang Minyak Goreng dan Gula Pasir. Yang ini rada dahsyat utang nya. Besaaar. Tapi alhamdulillah beres.
  7. Syirkah dengan sahabat dari Bandung. Bidang dropship. Ia suplier, saya dropshipper. Sempat sukses kurang lebih 1 tahun. Namun akhirnya kandas karena perubahan sistem.

Saya ingat kata-kata Kek Jamil Azzaini, bahwa menurut survey, rata-rata orang punya “jatah” gagal sebanyak 7 kali. Sebelum akhirnya sukses.

Semoga saya pun demikian. Sudah gagal 7 kali. SEMOGA YANG INI SUKSES YA ALLAH (ikon nangis). Semoga menghasilkan rezeki yang BERKAh dan BERLIMPAH. Bermanfaat bukan hanya untuk kami, tapi juga untuk banyak orang. Dan menjadi sarana kami ke surga-Nya.

Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.

Misteri Toilet Rest Area Purwakarta & Perjalanan ke Borneo

Misteri Toilet Rest Area Purwakarta & Perjalanan ke Borneo

Melakukan perjalanan jauh memang membutuhkan persiapan dan perencanaan yang matang. Agar di perjalanan tidak menemui hambatan.

Alhamdulillah Ini yang saya rasakan ketika melakukan perjalanan panjang menuju Pulau Borneo. Pada tanggal 25 dan 26 Agustus 2018 saya diundang ke Kabupaten Kutai Timur provinsi Kalimantan Timur untuk mengisi workshop SAGUDISTRO (Satu Guru Satu Digital Storytelling).

Saya mulai meninggalkan rumah dari tanggal 23 Agustus yaitu pada hari Kamis. Saat itu sore pukul 17.00. Saya dijemput oleh mobil travel menuju Jakarta.

Ketika mobil travel itu datang saya kaget, karena ternyata di dalam sudah penuh sesak. Saya bertanya kepada sopir kenapa penuh sekali mobil ini. Sopir menjawab bahwa saat ini musim lebaran sehingga wajar jika penuh. Oh iya ini kan H + 1 Idul Adha.

Akhirnya saya duduk berempat di kursi bagian tengah mobil Panther berwarna hitam. Sangat tidak nyaman memang, karena sulit untuk bergerak. singkat cerita mobil pun meluncur memasuki tol cipali.

Memasuki daerah Purwakarta mobil masuk rest area untuk mengisi bahan bakar dan para penumpang minta untuk istirahat karena merasa tidak nyaman duduk berdesak-desakan, dan banyak juga di antara penumpang yang ingin ke toilet. Saya pun demikian.

Toilet ber AC di Rest Area Purwakarta. Menjadi misteri bagi saya, kenapa tidak semua toilet umum ber AC juga, pasti seru!

Memasuki Toilet ada hal yang unik yang saya temukan pada toilet tersebut yaitu ternyata toilet itu ber-AC. Seumur-umur baru saya menemukan ada toilet ber-AC. Ya, ini baru saya temukan di rest area tol cipali tepatnya di wilayah Purwakarta. Menjadi misteri bagi saya, kenapa baru di toilet ini saja yang ber AC. Akan sangat enak jika semua toilet umum ber AC, wangi, dan bersih seperti toilet di rest area Purwakarta ini hehehe

Perjalanan pun dilanjutkan menuju Jakarta. Selayaknya mobil travel maka penumpang diantar satu persatu menuju tempat tujuan. Penumpang pertama yang diantar itu berlokasi di sekitar Bantar Gebang Bekasi. Tepatnya ke penampungan TKI di Jabung. Ada dua penumpang yang turun di sana, ternyata mereka mau mendaftar untuk menjadi TKI di luar negeri.

Waktu itu Jam menunjukkan pukul 22.00. Penumpang ketiga yang akan diantar adalah ke Pondok Ungu. Ternyata jaraknya sangat jauh. Lebih dari pukul 23.00 baru sampai di tempat tujuan.

Yang lebih parah adalah mengantarkan penumpang yang keempat. Bagaimana tidak bisa dibilang parah karena karena salah masuk ke pelabuhan Jakarta international Container Terminal (JICT). Padahal seharusnya masuk ke pelabuhan Pelindo. Saya ngeri melihat mobil-mobil yang besar di JICT sedangkan mobil yang kami tumpangi hanyalah mobil kecil.

Benar-benar perjalanan yang melelahkan karena baru menurunkan penumpang keempat itu sudah lewat jam 24. 00. Tibalah Giliran saya diantar menuju ke Sunter ya itu rumah kakak saya. Tapi sebelumnya menjemput penumpang dulu di sekitar SMPN 55 Jakarta.

Bersambung dulu ya….

Yang mau tahu lebih banyak tentang SAGUDISTRO, bisa dibaca:

Premanisme dan TOC SAGUDISTRO Hari Pertama

Keseruan TOC SAGUDISTRO Hari Kedua & Beberapa Hasil Karya Peserta