Hantu itu Bernama Disrupsi

Hantu itu Bernama Disrupsi

Disrupsi

Disrupsi (dari bahasa Inggris: Disruption) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah “tercabut dari akar”. Akhir-akhir Ini kata disrupsi menjadi populer, dan cukup ditakuti oleh masyarakat. Untuk itulah Pada kesempatan kali ini saya mencoba Menulis artikel yang berjudul hantu itu bernama disrupsi.

Saat ini memang istilah disrupsi lebih populer di bidang bisnis. Menurut versi saya, disrupsi mempunyai pengertian keadaan di mana mulai tergerusnya sesuatu yang selama ini sudah berjalan begitu lama.



Ada beberapa contoh yang bisa kita amati sebagai akibat disrupsi:

  • Saat ini banyak pusat perbelanjaan atau mall yang tutup karena sepi pengunjung. Menurut para pakar ekonomi penyebabnya adalah orang saat ini lebih suka berbelanja secara online.
  • Rumah makan di kota-kota besar mulai sepi, karena warga di kota-kota besar lebih suka memesan makanan yang diproduksi oleh katering rumahan dan diantar memakai layanan ojek online.
  • Pekerjaan arsitektur, tukang bangunan, dan Insinyur terancam punah karena saat ini bangunan sudah bisa dibuat menggunakan printer 3 dimensi.
  • Angkutan umum konvensional perlahan mulai tergusur dengan maraknya layanan taksi dan ojek online.
  • Penerbit buku makin terancam keberadaannya karena saat ini buku elektronik atau e-book makin marak.
  • Jasa agen perjalanan atau travel agent juga terancam keberadaannya. Karena untuk memesan hotel, tiket pesawat, bahkan sampai tiket konser, orang lebih suka memesannya lewat aplikasi yang ada di smartphone.
  • Sekolah-sekolah dan perguruan tinggi konvensional juga terancam keberadaannya, karena saat ini mulai marak sekolah online dan juga homeschooling.

Contoh di Point terakhir merupakan bukti nyata bahwa disrupsi bukan hanya terjadi di dunia bisnis namun juga sedang dan akan terjadi di dunia pendidikan.

Sekolah atau perguruan tinggi yang tidak mau beradaptasi dengan perubahan zaman harus siap-siap untuk gulung tikar. Begitu pula dengan guru yang hanya puas dengan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah dulu dan tidak mau lagi mengembangkan diri maka siap-siaplah untuk tergusur.

Ayo jadi guru zaman now untuk memenangkan disrupsi

Jadilah Guru Zaman Now

Saat ini memang disrupsi seolah tak Bisa dihindarkan. Melawan disrupsi sama saja dengan 1 Orang melawan gelombang tsunami.

Yang bisa kita lakukan saat ini hanyalah mentransformasi diri agar siap menghadapi era disrupsi ini.

Bagaimana caranya?

Saat ini marak istilah Kids zaman now, merekalah anak-anak yang lahir dan dibesarkan di era disrupsi. Maka untuk menghadapi anak-anak tersebut kita juga harus mentransformasi diri menjadi guru zaman now.

Guru zaman now adalah guru yang haus ilmu. Guru zaman now adalah guru yang tidak pernah berhenti belajar. Guru zaman now adalah guru yang tidak malu bertanya kepada orang yang usianya berada di bawahnya. Guru zaman now adalah guru yang selalu ingin lebih baik dari hari ke hari.

Guru zaman now akan selalu mencari informasi dimana dan kapan ada peluang untuk mengembangkan diri atau menambah ilmu. Guru zaman Now tidak puas hanya dengan datang pagi-pagi ke sekolah, lalu mengajar siswa, kemudian pulang ke rumah. Guru zaman Now tidak malu dengan berbagai kekurangan yang ada di dirinya. Justru ia Ingin menutup kekurangan dirinya itu dengan banyak bertanya, banyak mencari ilmu, dan banyak bergaul dengan komunitas guru-guru hebat.

Menjadi guru zaman Now bukan berarti mencerabut kan diri dari nilai dan norma agama serta budaya. Karena sesungguhnya kemajuan dan modernisasi peradaban akan sia-sia dan akan hancur jika berlepas diri dari agama. Sehingga guru zaman now juga akan rajin menuntut ilmu agama di samping ilmu-ilmu umum.

Jangan takut dengan disrupsi. Jangan menganggap disrupsi sebagai hantu yang harus ditakuti. Penyikapan kita terhadap disrupsi lah yang akan menentukan apakah kita akan menjadi pemenang atau pecundang.

Sumber Gambar: Pixabay